www.dailyapreal.com — Dusun Karang Kenek terletak di Desa Olean, Kecamatan Situbondo, dusun ini menjadi salah satu dusun paling terkenal di Kota Situbondo. Dusun ini dikenal oleh masyarakat luas karena mitos yang melingkupinya. Di dusun Karang Kenek, terdapat mitos bahwasanya dusun tersebut hanya bisa dihuni oleh 26 kepala keluarga. Jika penduduk di Dusun Karang Kenek lebih dari 26 kepala keluarga maka akan ada yang meninggal atau tidak betah tinggal di dusun itu sehingga memutuskan untuk pindah ke lain tempat.
***
2 tahun lalu, ada pendatang baru dari kota, masih ada
kekerabatan dengan salah satu penduduk Dusun Karang Kenek. Saat itu jumlah
kepala keluarga yang menghuni dusun berjumlah 26 kepala keluarga. Penduduk baru
ini tinggal tepat di sebelah rumah Parjo dan istrinya Larsih. Awalnya kehidupan
mereka baik-baik saja layaknya penghuni lama dusun.
Namun, suatu hari Parjo
terlibat adu mulut dengan Abdul, penduduk baru itu.
“Jo, bisa kaya kalau kau jual barang itu ke
kota,” kata Abdul kepada Parjo yang sedang membuat jala di teras
rumahnya. Mendengar perkataan Abdul, sontak Parjo menjadi kaget.
“Barang apa yang Kau maksud, Dul?”
jawab Parjo sembari menutupi rasa kagetnya dengan tetap memainkan jaring di
tangannya.
“Alah, jangan pura-pura tak tau. Semalem Aku tak
sengaja mendengar percakapanmu dengan Larsih,”
bantah Abdul.
“Percakapan apa? Aku tak mengerti maksudmu,”
selidik Parjo. Ia pun mulai mengingat percakapannya dengan Larsih semalam, ‘jangan-jangan
Abdul mendengar percakapanku tentang sumber gas alam yang menyembur di dalam
rumahku’ gumam Parjo dalam hati.
“Apa benar di dalam rumahmu ada sumber gas
alam? Wah, bisa kaya mendadak Kau, Jo!” seru Abdul
kegirangan. “Bagilah denganku, masak Kau mau jadi orang kaya sendri,”
bujuk Abdul.
‘Deg. Benar dugaanku. Bisa gawat kalau sampai
penduduk dusun tau rahasia ini’ guman Parjo. “Jangan sembarangan Kau,
mana ada sumber gas alam di tempat seperti ini. Ah, sudahlah Aku mau ke pantai
menyiapkan perahuku. Kau tak ikut melaut nanti malam? Kabarnya cuaca sedang
bagus untuk melaut, rugi kalau tak ikut,” kata Parjo mengalihkan
pembicaraan dan berlalu masuk ke dalam rumah.
“Ikutlah, Aku numpang perahumu ya”
“Ya!” seru Parjo dengan
suara keras dari dalam rumahnya.
Seminggu kemudian, entah apa penyebabnya tiba-tiba saja
satu keluarga itu hilang tanpa bekas, raib bak di telan bumi. Jika mereka pergi,
harusnya membawa pakaian atau barang lainnya. Namun, kondisi rumah sama seperti
ketika masih ada orang. Kejadian ini lalu dikaitkan dengan mitos 26 kepala keluarga.
Kejadian itu semakin menguatkan keyakinan penghuni dusun tentang mitos itu
lantaran ada bukti di depan mata mereka.
***
Sebenarnya tak banyak penduduk dusun yang mengetahui
kebenaran mitos itu. Mayoritas penduduk hanya mengetahui adanya sosok Pangeran
Tunggul Angin, leluhur yang berjasa bagi Dusun Karang Kenek di masa silam yang
sampai sekarang masih terus dikenang jasanya oleh penduduk setempat. Konon, dikisahkan
Pangeran Tunggul Angin yang merupakan orang pertama yang mendiami dusun Karang Kenek
terlibat perjanjian dengan makhluk gaib. Hal itu dilakukan pada saat ia
memimpin sebuah pedepokan di dusun tersebut. konon Pangeran Tunggul Angin
merupakan keluarga Kerajaan Andolang di Madura. Pada masa itu Potre Koneng yang
merupakan salah satu putri Raja di Madura sering berkunjung ke Dusun Karang
Kenek untuk bersilaturrahmi dengan Pangeran Tunggul Angin. Karena di Dusun
Karang Kenek terdapat kolam atau pemandian untuk Potre Koneng. Bahkan, searah
dengan kolam juga ada sumur yang tidak berubah baik warna maupun rasanya, konon
sumur tersebut dibuat langsung oleh Pangeran Tunggul Angin.
Pada saat itu, Pangeran Tunggul Angin mempunyai 30 murid,
namun diserang oleh gerombolan dari luar Dusun Karang Kenek, sehingga empat
muridnya gugur dalam pertempuran tersebut. Sedangkan versi lain tentang mitos 26
kepala keluarga, Pangeran Tunggul Angin terlibat perjanjian dengan mahluk gaib,
sehingga meminta kepada empat muridnya untuk meninggalkan Dusun Karang Kenek.
(bersambung…)
#odop #day40 #cerbung #part5
Komentar
Posting Komentar